Pagi yang indah, entah apakah hidup yang telah saya jalani
indah seperti pagi ini.
Waktu. Dan Demi Waktu, manusia sedanglah merugi. Rasa sedih
mengalir dalam dada, tak terdefinisikan. Rasa sesal terekspresikan dalam kata,
sungguh tak jelas terucapkan. Rasa kecewa membuatnya lengkap, menyatu dalam
kegundahan yang tak tertahankan.
Saya adalah seorang mahasiswa baru yang sedang menjalani
semester kedua di kampus merah institut perjuangan. Mendapatkan hasil memuaskan
di semester sebelumnya hanya dengan bermalas-malasan membuat saya terlalu puas.
Mendapati mata kuliah tambahan yang tidak terlalu berat membuat saya
menyepelekan banyak hal.
Faktanya kondisi saat ini tidaklah seperti dahulu. Dimana
kegiatan angkatan saat ini lebih rumit, tugas yang istilahnya TUBES menyita
banyak waktu, laporan yang istilahnya Lapres terkadang tak terkaffer akibat
tidak mampunya memanajemen waktu.
Manajemen waktu.
Setelah kita menjalani banyak hal, kita hanya bisa merasakan
sedih, sesal, dan kecewa. Kita hanya bisa merasa gundah terhadap bayangan
kegagalan.
Lalu kita akan berpikir, “SEANDAINYA..”
Seperti saat ini ketika saya terlalu banyak tidur dan tak
memanfaatkan waktu, ketika saya sibuk akibat waktu lalu yang tersisihkan,
akibat manajemen waktu yang gagal, saya berkata “Seandainya bisa lebih baik,”
Fakta pada Evaluasi Tengah Semester 2 yang sangatlah buram.
Yang berbeda jauh dengan ETS atau ujian pada semester sebelumnya, dimana
terkadang saya masihlah sempat dalam menyiapkan bahan ujian, masihlah bisa
menyempatkan waktu dalam belajar. Namun saat ini terkadang saya merasa
sangatlah sibuk akan TUBES atau Lapres dan terlanjur menyisihkan waktu untuk
bermalas-malasan.
Tertegun.
Kesadaran akan waktu timbul seketika setelah kita gundah,
bila kita memposisikan diri kita yang salah, bukanlah kondisi yang salah. Saat
saya menyalahkan kondisilah sat dimana saya hancur dan buram. Saat buramlah
baru tersadarkan kan posisi diri sendiri yang salah, entah merupakan kebenaran
yang terlambat atau sudah sangat salah.
Manusia takkan merugi bila menghargai waktu.

0 comments:
Posting Komentar